Solo, 6 September 2012
Hari ini kebetulan aku nganter istri untuk Tugas Monitoring siswanya di daerah Sukoharjo, karena ada keperluan juga sekalian dolan ke Solo. Kebetulan kami melewati Pasar Gede Solo, terlintas dalam benakku kenangan indah saat melewati bangunan ini, teringat memori masa kecil dulu (cos masa kecilku lebih banyak dihabiskan di Solo). Setiap berkunjung ke pasar ini, aku pasti dibelikan ibu Dawet Telasih. Ada satu tempat di antara sekian banyak penjual dawet di pasar ini yang jadi langganan ibu aku sejak dulu (Dawet Telasih Mbok Dermi). Yups... dawet inilah yang membuat aku kangen dengan Solo, dengan Pasar Gedenya.
Aku coba berhenti di Pasar Gede, tanya sana - sini masih adakah Dawet Telasih Mbok Dermi?
Dawet Telasih Mbok Dermi |
Setelah beberapa menit muter - muter di dalam pasar akhirnya, ketemu juga dengan los dawetnya Mbok Dermi (karena losnya pindah setelah Pasar Gede di renovasi). Dawet ini sebenarnya biasa seperti dengan dawet pada umumnya, tapi memang rasanya lain dari yang lain. Silahkan anda mencoba sendiri klo mampir di Solo.
Dawet Telasih Mbok Darmi masih seperti dulu, masih seperti 20 tahun yang lalu (yang berubah tentu saja penjualnya, sekarang anaknya Mbok Dermi), masih ada cendol (yg hijau), ada telasih (yang bulat putih ada hitam - hitamnya itu), ada jenang lemu, buah nangka, santan dan tentu legen gula jawa. Pokoe Mak Nyus kata Pak Bondan. He..he..3x.
Setelah puas bernostalgia dengan kuliner khas Solo ini, baru saya melanjutkan jalan-jalan saya di tempat yang lain. Jangan lupa mampir ya disini "Dawet Telasih Mbok Dermi" di Pasar Gede Solo.
Pasar Gede Solo |
Los Dawet Telasih Mbok Dermi |
Anaknya Mbok Dermi Melayani Pembeli |
Sampai ketemu lagi di postingan kuliner saya yang lain. Semoga menginspirasi.
0 comments:
Post a Comment